Kamis, 06 Desember 2018
JUAL GAUN REMAJA - Gaun import LANGSUNG dari pabriknya, harga murah, kualitas boutique. Blog ini tentang: Toko / PenJUAL / Distributor / Supplier GAUN PESTA MURAH dengan Harga Grosir / Pabrik SUPER Murah, Pesan / Beli SEKARANG!!! Untuk Mendapatkan HARGA PROMO + BONUS!!!
JUAL GAUN REMAJA
Pernikahan pasti menjadi perkara yg begitu istimewa bagi masing-masing pasangan, tak terkecuali orang terdekatnya. Apalagi k'lo hingga diminta untuk menjelma pager ayu dengan kata lain groomsmen alias pendamping sang mempelai. Wah, rasanya senang dan terhormat banget, deh! Pd dasarnya, pager ayu atau groomsmen berasal dari orang-orang terdekat sang mempelai, bisa sahabat sewaktu kecil, teman baik, dgn kata lain lebih-lebih saudara sepupu.
Nah, k'lo selama ini boss terkadang diminta membarengi mempelai, kira-kira pembaca sudah tahu 7 fakta di balik pengapit bersama groomsmen ini nggak, ya?
JUAL GAUN REMAJA
Semuanya berawal dari zaman Romawi kuno
Ternyata, tradisi bridesmaids beserta groomsmen ini sudah ada sewaktu jaman dulu, lho! Lebih tepatnya Romawi kuno. Uniknya, ternyata kehadiran para pendamping mempelai ini tidak sekadar meramaikan dan menghias pelaminan doang, melainkan utk mengamankan sang brides dari ruh-ruh jahat yg mungkin ada di 24 hour pernikahan. Wih!
JUAL GAUN REMAJA
Kudu berbusana mirip dengan sang mempelai
Jika di jaman sekarang, umumnya para bridesmaids dengan groomsmen hyn mengenakan busana bersama dandanan dengan nuansa warna dan design seragam. Tapi, di jaman Romawi kuno, para pendamping ini kudu berdandan benar-benar mirip dgn sang mempelai. Dress yang dikenakan pengapit butuh persis dengan mempelai cewek, pun groomsmen yang perlu berdandan persis si brides cowok. Gunanya yakni mengecoh roh-roh jahat itu supaya enggak tahu mana brides yg asli.
JUAL GAUN REMAJA
Groomsmen tidak utk brides cowok
Yap, nyatanya di jaman dulu, kehadiran groomsmen malah tak bagi menemani mempelai cowok, lho! Tetapi bakal menjaga dengan mengamankan sang brides cewek. Konon, keadaan ini dilakukan supaya mereka bisa mengontrol si cewek dari kemungkinan dicurinya mas kawin pada waktu itu. Hmm!
JUAL GAUN REMAJA
Jumlahnya tak bebas, perlu 10 orang
Ternyata, jumlah pager ayu & groomsmen pun tidak bisa bebas, nih. Masing-masing harus berjumlah 10 orang bersama berdiri di sisi kanan bersama kiri mempelai. Alasannya krn di wkt Romawi kuno, saksi perkawinan itu berjumlah minimum 10 orang.
JUAL GAUN REMAJA
Termodifikasi di era Victoria
Nah, mulai memasuki zaman Victoria ialah di wkt pemerintahan Ratu Victoria (1837 -1901) terjadi tidak banyak modifikasi tradisi ini. Para pendamping brides dgn kata lain pengapit & groomsmen nggak usah lagi berdandan sepersis mempelai. Sebab di zaman itu sang pengantin wanita butuh mengenakan gaun dengan bustles (rangka besar), tudung panjang, serta asesoris ribet lainnya. Jadi, sewaktu itu pengapit cukup butuh menerapkan gaun putih, pun groomsmen yg menyesuaikan.
JUAL GAUN REMAJA
Beda zaman, beda khasiat & peran
Seperti yg sudah bapak/ibu baca, di waktu dulu bridesmaids beserta groomsmen itu tugasnya sakral banget. Nggak cuma jadi penghias dan peramai acara resepsi doang. Semakin ke sini, tdk semua tugas dan tugas pendamping pengantin sedianya masih enggak sederhana. Para pager ayu kebanyakan diminta bagi menyokong merencanakan bridal shower, juga groomsmen merencanakan bachelor party. Selain itu, mereka juga kebanyakan butuh mendamping para undangan undangan selama perayaan resepsi, plus khusus utk groomsmen rata-rata diminta utk mendampingi brides perempuan berjalan ke altar.
Tapi seiring waktu berganti, kapasitas para pendamping pengantin bertukar lbh praktis. Biasanya, mereka hadir semata-mata utk membagikan dukungan beserta menemani kawannya yang jadi brides 24 jam itu. Juga untuk mewakili para tamu invitasi bagi berdiri, mengangkat gelas, serta memperbuat tradisi toast wkt mempelai memberikan speech atau memberikan sepatah dua patah kata.
JUAL GAUN REMAJA
& ini kausa tradisi toast dilakukan
Seperti tradisi lainnya, enggak mungkin muncul tiba-tiba. Selalu ada cerita di baliknya. Toast dengan kata lain bersulang di hari resepsi wedding juga ada kisahnya, lho! Semua bermula dari Jerman. Waktu itu ada kisah cowok bersama cewek yang enggak menerima restu hubungan. Hingga si ayah cewek bilang dengan si cowok, “Kalo boss bisa meneguk larutan dari gelas (semacam gelas suci bagi Misa gitu) nggak pake tumpah, bapak/ibu boleh menikahi anak saya.”
Nah, saat itu ternyata si pria yang adalah tukang emas sukses melakukannya. Dari waktu itulah, tradisi bersulang dilakukan untuk menghormati jerih payah brides laki-laki dalam menerima pengantin cewek. Uh, manisnya!
