Selasa, 18 September 2018
JUAL DRESS KIMONO - Gaun import LANGSUNG dari pabriknya, harga murah, kualitas boutique. Blog ini tentang: Toko / PenJUAL / Distributor / Supplier GAUN PESTA MURAH dengan Harga Grosir / Pabrik SUPER Murah, Pesan / Beli SEKARANG!!! Untuk Mendapatkan HARGA PROMO + BONUS!!!
JUAL DRESS KIMONO
Perkawinan pasti menjadi urusan yg begitu istimewa bakal setiap pasangan, tidak terkecuali orang-orang terdekatnya. Apalagi k'lo sampai diminta untuk menjadi pager ayu atau groomsmen alias pendamping sang mempelai. Wah, rasanya senang bersama terhormat banget, deh! Pada dasarnya, pengapit atau groomsmen berasal dari orang-orang terdekat sang mempelai, dapat teman sejak kecil, teman baik, atau lebih-lebih saudara sepupu.
Nah, bila selama ini kamu sekali-sekali diminta menemani mempelai, kira-kira bapak/ibu sudah tahu 7 fakta di balik pager ayu & groomsmen ini nggak, ya?
JUAL DRESS KIMONO
Semuanya berawal dari zaman Romawi kuno
Ternyata, tradisi pengapit beserta groomsmen ini sudah ada dari waktu dulu, lho! Lbh tepatnya Romawi kuno. Uniknya, nyatanya kehadiran para pendamping pengantin ini enggak sekadar meramaikan bersama menghias pelaminan doang, melainkan bagi mengamankan sang mempelai dari ruh-ruh jahat yang mungkin ada di day pernikahan. Wih!
JUAL DRESS KIMONO
Usah berbusana mirip dgn sang mempelai
K'Lo di masa sekarang, lazimnya para bridesmaids dengan groomsmen cuman mengenakan busana bersama dandanan dgn nuansa warna & tipe seragam. Tapi, di masa Romawi kuno, para pendamping ini mesti berdandan benar-benar mirip dgn sang mempelai. Gaun yang dikenakan bridesmaids butuh persis dgn mempelai cewek, pun groomsmen yang perlu berdandan persis si brides cowok. Gunanya adalah mengecoh roh-roh jahat itu agar enggak tahu mana mempelai yg asli.
JUAL DRESS KIMONO
Groomsmen tak utk pengantin cowok
Yap, ternyata di waktu dulu, kehadiran groomsmen justru tanpa bakal menyertai pengantin cowok, lho! Tetapi utk mengontrol dengan melindungi sang mempelai cewek. Konon, keadaan ini dilakukan supaya mereka dpt memelihara si wanita dari prospeknya dicurinya mas kawin pada masa itu. Hmm!
JUAL DRESS KIMONO
Ternyata, besaran pengapit beserta groomsmen pun tak bisa bebas, nih. Masing-masing perlu berjumlah 10 orang beserta berdiri di sisi kanan & kiri mempelai. Alasannya krn di waktu Romawi kuno, saksi perkawinan itu berjumlah minimal 10 orang.
JUAL DRESS KIMONO
Termodifikasi di zaman Victoria
Nah, mulai memasuki jaman Victoria yaitu di masa pemerintahan Ratu Victoria (1837 -1901) terjadi sedikit modifikasi tradisi ini. Para pendamping mempelai dgn kata lain pengapit serta groomsmen tidak usah lagi berdandan sepersis mempelai. Karena di jaman itu sang brides perempuan wajib mengenakan gaun dengan bustles (rangka besar), tudung panjang, bersama asesoris ribet lainnya. Jadi, sejak itu bridesmaids semata-mata butuh menerapkan dress putih, pun groomsmen yg menyesuaikan.
JUAL DRESS KIMONO
Beda zaman, beda manfaat serta peran
Seperti yg udah bro/sis baca, di zaman dulu pengapit & groomsmen itu tugasnya sakral banget. Enggak cuma jadi penghias serta peramai perhelatan resepsi doang. Semakin ke sini, beberapa tugas beserta kapasitas pendamping brides sebetulnya masih nggak sederhana. Para pager ayu rata-rata diminta bagi menunjang merencanakan bridal shower, juga groomsmen merencanakan bachelor party. Selain itu, mereka juga kebanyakan butuh mendamping para tamu undangan semasa resepsi resepsi, plus unique untuk groomsmen lazimnya diminta bagi mendampingi brides wanita berjalan ke altar.
Tapi bersamaan era berganti, tugas para pendamping pengantin bertukar lebih praktis. Biasanya, mereka hadir cuma utk memberikan dukungan beserta menemani kawannya yg jadi mempelai 24 jam itu. Juga utk mewakili para tamu invitasi buat berdiri, mengangkat gelas, beserta melaksanakan tradisi toast wkt pengantin mengasihkan speech atau mengantarkan sepatah dua patah kata.
JUAL DRESS KIMONO
Serta ini kilah tradisi toast dilakukan
Seperti tradisi lainnya, tak mungkin muncul tiba-tiba. Selalu ada dongeng di baliknya. Toast atau bersulang di day resepsi wedding juga ada kisahnya, lho! Semua berasal dari Jerman. Wkt itu ada cerita laki-laki bersama cewe yg nggak menemukan restu hubungan. Hingga si ayah perempuan bilang dengan si cowok, “Jika pembaca dpt meneguk larutan dari gelas (semacam gelas suci buat Misa gitu) minus tumpah, pembaca boleh menikahi anak saya.”
Nah, waktu itu ternyata si laki-laki yg yakni tukang gold sukses melakukannya. Dari waktu itulah, tradisi bersulang dilakukan guna menghormati jerih payah pengantin laki-laki dlm memperoleh pengantin cewek. Uh, manisnya!
