Jumat, 10 Agustus 2018
JUAL GAUN NONI BELANDA - Gaun import LANGSUNG dari pabriknya, harga murah, kualitas boutique. Blog ini tentang: Toko / PenJUAL / Distributor / Supplier GAUN PESTA MURAH dengan Harga Grosir / Pabrik SUPER Murah, Pesan / Beli SEKARANG!!! Untuk Mendapatkan HARGA PROMO + BONUS!!!
JUAL GAUN NONI BELANDA
Wedding pasti menjelma hal yang begitu istimewa bagi setiap pasangan, enggak terkecuali orang-orang terdekatnya. Apalagi bila hingga diminta utk berubah bridesmaids alias groomsmen dgn kata lain pendamping sang mempelai. Wah, rasanya senang & terhormat banget, deh! Pada dasarnya, pager ayu dengan kata lain groomsmen berasal dari org byk terdekat sang mempelai, sanggup sahabat sejak kecil, teman baik, dengan kata lain terlebih saudara sepupu.
Nah, jika semasa ini anda sesekali diminta menyertai mempelai, kira-kira bro/sis udah tahu 7 fakta di balik bridesmaids dan groomsmen ini nggak, ya?
JUAL GAUN NONI BELANDA
Semuanya berasal dari waktu Romawi kuno
Ternyata, tradisi pengapit beserta groomsmen ini udah ada sejak zaman dulu, lho! Lbh tepatnya Romawi kuno. Uniknya, ternyata kehadiran para pendamping mempelai ini tidak sekadar meramaikan dan menghias pelaminan doang, melainkan buat mengayomi sang pengantin dari ruh-ruh jahat yg mungkin ada di hari pernikahan. Wih!
JUAL GAUN NONI BELANDA
Usah berbusana mirip dengan sang mempelai
Bila di zaman sekarang, lazimnya para bridesmaids dan groomsmen cukup mengenakan fashion serta dandanan dengan nuansa warna dan desain seragam. Tapi, di wkt Romawi kuno, para pendamping ini usah berdandan benar-benar mirip dgn sang mempelai. Baju yang dikenakan bridesmaids mesti persis dengan brides cewek, pun groomsmen yg mesti berdandan persis si pengantin cowok. Gunanya merupakan mengecoh roh-roh jahat itu supaya tidak tahu mana brides yg asli.
JUAL GAUN NONI BELANDA
Groomsmen tanpa buat mempelai cowok
Yap, nyatanya di waktu dulu, kehadiran groomsmen justru tak buat mendampingi brides cowok, lho! Melainkan untuk mengendalikan serta menyelamatkan sang mempelai cewek. Konon, hal ini dilakukan supaya mereka mampu mengontrol si wanita dari boleh jadi dicurinya mas kawin pada waktu itu. Hmm!
JUAL GAUN NONI BELANDA
Jumlahnya enggak bebas, butuh 10 orang
Ternyata, jumlah pager ayu & groomsmen pun tidak mampu bebas, nih. Masing-masing perlu berjumlah 10 orang dengan berdiri di sisi kanan dan kiri mempelai. Alasannya krn di jaman Romawi kuno, saksi wedding itu berjumlah minimal 10 orang.
JUAL GAUN NONI BELANDA
Termodifikasi di jaman Victoria
Nah, mulai memasuki zaman Victoria yaitu di waktu pemerintahan Ratu Victoria (1837 -1901) terjadi tdk banyak modifikasi tradisi ini. Para pendamping brides dgn kata lain pager ayu dengan groomsmen nggak kudu lagi berdandan sepersis mempelai. Sebab di jaman itu sang brides perempuan butuh mengenakan gown dgn bustles (rangka besar), tudung panjang, bersama asesoris ribet lainnya. Jadi, sejak itu bridesmaids cukup wajib memakai gaun putih, pun groomsmen yang menyesuaikan.
JUAL GAUN NONI BELANDA
Beda zaman, beda manfaat dengan peran
Seperti yg udah anda baca, di jaman dulu pengapit & groomsmen itu tugasnya sakral banget. Nggak semata-mata jadi penghias beserta peramai acara resepsi doang. Semakin ke sini, beberapa tugas & kapasitas pendamping brides sedianya masih enggak sederhana. Para pager ayu lazimnya diminta buat mendukung merencanakan bridal shower, juga groomsmen merencanakan bachelor party. Selain itu, mereka juga biasanya usah mendamping para tamu invitasi semasa acara resepsi, plus khusus untuk groomsmen rata-rata diminta bakal membarengi mempelai perempuan melangkah ke altar.
Tapi bersamaan era berganti, fungsi para pendamping pengantin berganti lbh praktis. Biasanya, mereka hadir cukup utk mengasihkan dukungan dan menemani kawannya yang jadi mempelai 24 jam itu. Juga untuk mewakili para tamu undangan untuk berdiri, mengangkat gelas, dan memperbuat tradisi toast wkt brides menghadiahkan speech dgn kata lain menyampaikan sepatah dua patah kata.
JUAL GAUN NONI BELANDA
Bersama ini dasar tradisi toast dilakukan
Seperti tradisi lainnya, nggak mungkin muncul tiba-tiba. Selalu ada dongeng di baliknya. Toast alias bersulang di hari resepsi pernikahan juga ada kisahnya, lho! Semua berawal dari Jerman. Masa itu ada cerita pria dan cewe yang enggak memperoleh restu hubungan. Hingga si ayah cewe bilang dengan si cowok, “K'Lo boss dpt meneguk larutan dari gelas (semacam gelas suci buat Misa gitu) minus tumpah, bro/sis boleh menikahi anak saya.”
Nah, wkt itu nyatanya si cowok yang ialah tukang emas berhasil melakukannya. Sejak wkt itulah, tradisi bersulang dilakukan untuk menghormati jerih payah mempelai pria dlm menerima mempelai cewek. Uh, manisnya!