Jumat, 15 Juni 2018
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA - Gaun import LANGSUNG dari pabriknya, harga murah, kualitas boutique. Blog ini tentang: Toko / PenJUAL / Distributor / Supplier GAUN PESTA MURAH dengan Harga Grosir / Pabrik SUPER Murah, Pesan / Beli SEKARANG!!! Untuk Mendapatkan HARGA PROMO + BONUS!!!
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Wedding pasti menjadi problem yang begitu istimewa untuk tiap pasangan, tidak terkecuali org byk terdekatnya. Apalagi bila hingga diminta utk menjelma bridesmaids dgn kata lain groomsmen alias pendamping sang mempelai. Wah, rasanya senang & terhormat banget, deh! Pada dasarnya, bridesmaids alias groomsmen berasal dari org banyak terdekat sang mempelai, bisa sahabat sejak kecil, teman baik, dgn kata lain lebih-lebih saudara sepupu.
Nah, kalau semasa ini bapak/ibu sekali-sekali diminta menyertai mempelai, kira-kira bro/sis sudah tahu 7 fakta di balik pager ayu dan groomsmen ini nggak, ya?
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Semuanya bermula dari waktu Romawi kuno
Ternyata, tradisi bridesmaids beserta groomsmen ini sudah ada sewaktu waktu dulu, lho! Ekstra tepatnya Romawi kuno. Uniknya, ternyata kehadiran para pendamping mempelai ini nggak sekadar meramaikan dan menghias pelaminan doang, melainkan utk melindungi sang pengantin dari ruh-ruh jahat yang mungkin ada di 24 jam pernikahan. Wih!
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Harus berbusana mirip dengan sang mempelai
Jika di era sekarang, kebanyakan para bridesmaids dan groomsmen cuma mengenakan busana beserta dandanan dgn nuansa warna bersama jenis seragam. Tapi, di waktu Romawi kuno, para pendamping ini wajib berdandan sungguh-sungguh mirip dengan sang mempelai. Dress yg dikenakan pager ayu mesti persis dengan pengantin cewek, pun groomsmen yang wajib berdandan persis si brides cowok. Gunanya merupakan mengecoh roh-roh jahat itu supaya enggak tahu mana brides yg asli.
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Groomsmen bukan buat brides cowok
Yap, nyatanya di jaman dulu, kehadiran groomsmen justru enggak bakal mendampingi mempelai cowok, lho! Melainkan bakal memelihara dan membentengi sang pengantin cewek. Konon, keadaan ini dilakukan agar mereka dpt menjaga si cewek dari berkesempatan dicurinya mas kawin pd masa itu. Hmm!
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Ternyata, besaran pengapit serta groomsmen pun enggak sanggup bebas, nih. Masing-masing wajib berjumlah 10 orang & berdiri di sisi kanan dan kiri mempelai. Alasannya karna di zaman Romawi kuno, saksi pernikahan itu berjumlah minim 10 orang.
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Termodifikasi di jaman Victoria
Nah, mulai memasuki era Victoria ialah di waktu pemerintahan Ratu Victoria (1837 -1901) terjadi tdk banyak modifikasi tradisi ini. Para pendamping brides alias pengapit & groomsmen nggak mesti lagi berdandan sepersis mempelai. Krn di zaman itu sang pengantin cewe kudu mengenakan dress dengan bustles (rangka besar), tudung panjang, bersama asesoris ribet lainnya. Jadi, sewaktu itu pengapit hyn butuh mengunakan dress putih, pun groomsmen yg menyesuaikan.
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
Beda zaman, beda khasiat dengan peran
Seperti yg udah bro/sis baca, di era dulu pengapit beserta groomsmen itu tugasnya sakral banget. Tak hanya jadi penghias beserta peramai perhelatan resepsi doang. Semakin ke sini, sebagian tugas dengan tugas pendamping mempelai sebenarnya masih enggak sederhana. Para pager ayu kebanyakan diminta utk mengakomodasi merencanakan bridal shower, juga groomsmen merencanakan bachelor party. Selain itu, mereka juga umumnya kudu mendamping para tamu invitasi selagi pesta resepsi, plus khusus buat groomsmen kebanyakan diminta untuk mendampingi brides wanita berjalan ke altar.
Tapi bersamaan jaman berganti, fungsi para pendamping mempelai barter extra praktis. Biasanya, mereka hadir hanya utk menyampaikan dukungan dengan menemani kawannya yg jadi mempelai 24 jam itu. Juga utk mewakili para tamu undangan buat berdiri, mengangkat gelas, beserta mengerjakan tradisi toast wkt pengantin mengasihkan speech dgn kata lain mengirimkan sepatah 2 patah kata.
JUAL GAUN PENGANTIN DI YOGYAKARTA
& ini dasar tradisi toast dilakukan
Seperti tradisi lainnya, enggak mungkin muncul tiba-tiba. Selalu ada cerita di baliknya. Toast dgn kata lain bersulang di hari resepsi perkawinan juga ada kisahnya, lho! Semua bermula dari Jerman. Wkt itu ada cerita laki-laki beserta cewe yang tidak menerima restu hubungan. Hingga si ayah cewek bilang sama si cowok, “Jika kamu dapat meneguk larutan dari gelas (semacam gelas suci utk Misa gitu) minus tumpah, kamu boleh menikahi anak saya.”
Nah, masa itu ternyata si cowok yang merupakan tukang emas berhasil melakukannya. Dari masa itulah, tradisi bersulang dilakukan untuk menghormati jerih payah pengantin laki-laki dalam menemukan mempelai cewek. Uh, manisnya!
